Alasan mengapa Mie Instan Bisa Berbahaya Bagi Tubuh Yang Harus Kamu tahu
Mie instan merupakan makanan cepat saji yang paling populer di indonesia bahkan mie instan ini dinikamti oleh semua kalangan dan usia, selain mudah untuk dibuat mie instan ini sangat enak dan lezat jika dikonsumsi saat hangat.
Selain penyajiannya yang tidak lama mie instan ini juga memiliki banyak varian rasa yang bisa kamu pilih sesuai keinginan kamu, tetapi selain enak ada yang menjadi kekahwatiran para pencinta mie instan karena banyak berita simpang siur tentang bahaya mie instan.
Seperti dilansir dari halaman popbela.com ( 13/1/2020 ), Konsumen menjadi kebingungan membedakan mana yang fakta dan mana yang mitos saking banyaknya informasi yang beredar tentang mie instan, dan berikut fakta mie inetan menurut para dokter diantaranya :
Mie instan mengandung bahan pengawet dan penyedap rasa yang berbahaya?
DR. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK menjelaskan bahwa bahan pengawet yang digunakan di dalam produk mi instan yang sudah terdaftar di BPOM RI adalah natrium benzoat. Natrium benzoat adalah bahan pengawet khusus makanan yang telah lulus uji sehingga tidak berbahaya.
Dokter spesialis gizi klinik, Dr. Juwalita Surapsari, Sp. GK menjelaskan bahwa kandungan penyedap rasa dalam produk mi instan yakni monosodium glutamate (MSG) berjumlah sedikit sesuai dengan batasan BPOM RI.
Dr. Juwalita melanjutkan dengan mengatakan ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa MSG berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan, bukan melalui oral.
Pengawet dan penyedap rasa dalam mie instan dapat berbahaya apabila mi instan dikonsumsi secara kontinu setiap pagi, siang, dan malam.
dr. Sungadi Santoso menjelaskan jika seseorang mengonsumsi mie instan terlalu sering maka zat pengawet, penyedap, dan zat-zat lain di dalam mi instan akan menumpuk di dalam tubuh. Penumpukan zat tersebut tidak dapat dinetralisir oleh tubuh.
Sedangkan DR. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK mengatakan bahwa mie instan bisa menjadi pemicu terbentuknya kanker jika dikonsumsi secara berlebihan misalnya mengonsumsi mie instan lima kali dalam sehari.
DR. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK menjelaskan bahwa di dalam mie instan ada kandungan natrium karbonat yang mana jika natrium karbonat terkena suhu tinggi maka dapat memicu kanker.
Namun, mie instan produksi rumahan ataupun yang belum diteliti oleh BPOM RI bisa saja mengandung lilin. Sering kali, karena ingin tampilan mie menjadi lebih menarik, maka penjual mie instan melapisi adonannya dengan cairan lilin agar tampak mengkilap.
Di lini masa, beredar video yang menunjukkan mi instan yang terbakar ketika disulut dengan api, kemudian diklaim bahwa mie instan tersebut terbakar karena mengandung cairan lilin.
Faktanya, menurut dr. Sungadi Santoso yang menjelaskan melalui kanal YouTube-nya mengatakan bahwa mie instan bisa terbakar karena dua hal. Pertama, mie instan terbuat dari tepung yang diberi minyak sehingga lengket dan kemudian diproses dengan deep frying. Kedua, mie instan memiliki kadar air yang sangat rendah (kering). Dua hal tersebut yang membuat mie instan mudah dibakar.
Dr. Juwalita Surapsari, Sp. GK menerangkan bahwa mie instan hanya mengandung karbohidrat dan lemak. Karbohidrat pada mie instan bukan merupakan sumber karbohidrat yang baik karena memiliki serat yang rendah.
Selain itu, Dr. Juwalita Surapsari, Sp. GK menjelaskan bahwa kandungan lemak dalam minyak mie instan adalah jenis lemak jenuh. Minyak dalam mie instan mengandung 60% lemak jenuh.
Batas lemak jenuh per hari yang boleh dikonsumsi oleh orang dewasa adalah 7% dari total kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dalam sehari. Total kalori yang dibutuhkan adalah 2000 kalori, sehingga batas maksimal lemak jenuh yang bisa dikonsumsi adalah sekitar 15 gram (tiga sendok teh). Dengan demikian kandungan lemak jenuh pada mie instan sudah mencapai batas limit kebutuhan.
dr. Sungadi Santoso pun menambahkan jika hanya mengonsumsi mie instan setiap hari maka tubuh akan mengalami defisiensi (kekurangan) zat gizi makro (protein, karbohidrat, lemak) dan mikro (vitamin, mineral, dan fitonutrisi) yang diperlukan oleh tubuh.
Satu bungkus mie instan mengandung sekitar 250 - 300 kilo kalori. Sehingga bila hanya mengonsumsi satu porsi mie instan, maka tidak akan menyebabkan obesitas.
Walaupun tidak menyebabkan obesitas jika hanya dikonsumsi sedikit, namun tetap tidak dianjurkan mengonsumsi mie instan setiap hari karena membahayakan tubuh.
Lagi-lagi DR. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK mengatakan bahwa merupakan fakta apabila mengonsumsi mie instan dapat memicu hipertensi karena mie instan memiliki kandungan garam yang tinggi.
Satu bungkus mie instan mengandung 900 - 950 miligram garam. Padahal, batas maksimal kebutuhan garam per hari bagi orang dewasa adalah 2000 miligram (atau sekitar 1 sendok teh garam). Sehingga mengonsumsi satu porsi mie instan langsung memangkas separuh jatah asupan garam per hari kita.
Terimakasih telah berkunjung dan membaca, jika artikel ini bermanfaat buat kamu silahkan share agar lebih banyak orang mengetahuinya, untuk mensupport kami dalam membuat konten lainnya klik tombol " Ikuti " agar kami bisa terus menulis di sini dan kamu akan mendapatkan artikel terbaru setiap harinya secara " Gratis ".
Sumber
Dokter spesialis gizi klinik, Dr. Juwalita Surapsari, Sp. GK menjelaskan bahwa kandungan penyedap rasa dalam produk mi instan yakni monosodium glutamate (MSG) berjumlah sedikit sesuai dengan batasan BPOM RI.
Dr. Juwalita melanjutkan dengan mengatakan ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa MSG berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan, bukan melalui oral.
Pengawet dan penyedap rasa dalam mie instan dapat berbahaya apabila mi instan dikonsumsi secara kontinu setiap pagi, siang, dan malam.
dr. Sungadi Santoso menjelaskan jika seseorang mengonsumsi mie instan terlalu sering maka zat pengawet, penyedap, dan zat-zat lain di dalam mi instan akan menumpuk di dalam tubuh. Penumpukan zat tersebut tidak dapat dinetralisir oleh tubuh.
Merebus mie instan bersama bumbunya bisa menyebabkan kanker?Dr. Juwalita Surapsari, Sp. GK menjelaskan bahwa belum ada penelitian yang menyatakan jika mie instan secara langsung menjadi faktor penyebab kanker. Kanker sendiri merupakan penyakit dengan multi faktor sehingga sulit dikatakan satu faktor menjadi penyebab kanker.
Sedangkan DR. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK mengatakan bahwa mie instan bisa menjadi pemicu terbentuknya kanker jika dikonsumsi secara berlebihan misalnya mengonsumsi mie instan lima kali dalam sehari.
DR. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK menjelaskan bahwa di dalam mie instan ada kandungan natrium karbonat yang mana jika natrium karbonat terkena suhu tinggi maka dapat memicu kanker.
Tips mengonsumsi mie instan agar tidak membahayakan tubuhUntuk kamu para pecinta mie instan, berikut ini adalah aturan yang harus kamu taati agar kamu tetap dapat menikmati cita rasa mi instan tanpa membahayakan tubuhmu:
- Konsumsi produk mie instan yang sudah terdaftar dalam BPOM RI
- Jangan jadikan mie instan sebagai pengganti makanan pokok
- Batas konsumsi mie instan adalah dua kali dalam satu bulan
- Sebaiknya tambahkan sayur saat mengonsumsi mie instan, dibanding dengan menambahkan bahan tinggi lemak seperti telur, kornet, atau keju.
Mie instan mengandung cairan lilin?Dokter spesialis gizi klinik, DR. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK menjelaskan bahwa produk mie instan yang sudah memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) bebas dari kandungan lilin.
Namun, mie instan produksi rumahan ataupun yang belum diteliti oleh BPOM RI bisa saja mengandung lilin. Sering kali, karena ingin tampilan mie menjadi lebih menarik, maka penjual mie instan melapisi adonannya dengan cairan lilin agar tampak mengkilap.
Di lini masa, beredar video yang menunjukkan mi instan yang terbakar ketika disulut dengan api, kemudian diklaim bahwa mie instan tersebut terbakar karena mengandung cairan lilin.
Faktanya, menurut dr. Sungadi Santoso yang menjelaskan melalui kanal YouTube-nya mengatakan bahwa mie instan bisa terbakar karena dua hal. Pertama, mie instan terbuat dari tepung yang diberi minyak sehingga lengket dan kemudian diproses dengan deep frying. Kedua, mie instan memiliki kadar air yang sangat rendah (kering). Dua hal tersebut yang membuat mie instan mudah dibakar.
Spesialis penyakit dalam, Dr. Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein, Sp. PD menjelaskan bahwa mie instan dapat menyebabkan seseorang mengalami malnutrisi jika menjadikannya sebagai makanan pokok tanpa mengonsumsi makanan lain. Hal ini karena mie instan hanya memiliki kandungan nutrisi yang rendah dan tidak mencukupi kebutuhan tubuh.Mie instan menyebabkan seseorang mengalami malnutrisi?
Dr. Juwalita Surapsari, Sp. GK menerangkan bahwa mie instan hanya mengandung karbohidrat dan lemak. Karbohidrat pada mie instan bukan merupakan sumber karbohidrat yang baik karena memiliki serat yang rendah.
Selain itu, Dr. Juwalita Surapsari, Sp. GK menjelaskan bahwa kandungan lemak dalam minyak mie instan adalah jenis lemak jenuh. Minyak dalam mie instan mengandung 60% lemak jenuh.
Batas lemak jenuh per hari yang boleh dikonsumsi oleh orang dewasa adalah 7% dari total kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dalam sehari. Total kalori yang dibutuhkan adalah 2000 kalori, sehingga batas maksimal lemak jenuh yang bisa dikonsumsi adalah sekitar 15 gram (tiga sendok teh). Dengan demikian kandungan lemak jenuh pada mie instan sudah mencapai batas limit kebutuhan.
dr. Sungadi Santoso pun menambahkan jika hanya mengonsumsi mie instan setiap hari maka tubuh akan mengalami defisiensi (kekurangan) zat gizi makro (protein, karbohidrat, lemak) dan mikro (vitamin, mineral, dan fitonutrisi) yang diperlukan oleh tubuh.
Dampak mie instan terhadap obesitas tergantung pada pola konsumsi. DR. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK menjelaskan, jika mie instan dikonsumsi dalam porsi besar dan kemudian diberi bahan tambahan seperti keju, sosis, kornet, telur, tentu mampu menyebabkan obesitas. Terlebih jika selain mengonsumsi porsi besar mie instan, ditambah juga mengonsumsi makanan lain dalam porsi yang banyak.Sering mengonsumsi mie instan menyebabkan obesitas?
Satu bungkus mie instan mengandung sekitar 250 - 300 kilo kalori. Sehingga bila hanya mengonsumsi satu porsi mie instan, maka tidak akan menyebabkan obesitas.
Walaupun tidak menyebabkan obesitas jika hanya dikonsumsi sedikit, namun tetap tidak dianjurkan mengonsumsi mie instan setiap hari karena membahayakan tubuh.
Mengonsumsi mie instan menyebakan hipertensi?
Lagi-lagi DR. dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK mengatakan bahwa merupakan fakta apabila mengonsumsi mie instan dapat memicu hipertensi karena mie instan memiliki kandungan garam yang tinggi.
Satu bungkus mie instan mengandung 900 - 950 miligram garam. Padahal, batas maksimal kebutuhan garam per hari bagi orang dewasa adalah 2000 miligram (atau sekitar 1 sendok teh garam). Sehingga mengonsumsi satu porsi mie instan langsung memangkas separuh jatah asupan garam per hari kita.
Terimakasih telah berkunjung dan membaca, jika artikel ini bermanfaat buat kamu silahkan share agar lebih banyak orang mengetahuinya, untuk mensupport kami dalam membuat konten lainnya klik tombol " Ikuti " agar kami bisa terus menulis di sini dan kamu akan mendapatkan artikel terbaru setiap harinya secara " Gratis ".
Sumber